Moment
Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja – Ruqyah Aswaja Kediri - Derajat ke istimewaan
dan kemuliaan seorang bukan karena kekayaan, harta benda yang di milikinya,
bukan berasal dari agama maupun suku bangsa, apalagi keturunanya siapa. Namun
ke istimewaan dan kemuliaan seseorang berasal dari Ilmu nya yang tercermin
dalam tutur kata dan tingkah laku, sehingga patut untuk di teladani dan di
tiru. Kemuliaan dan keistimewaan itu akan semakin tampak ketika perilaku nya
itu berkiblat pada kebajikan.
Beliau adalah Gus Allama Alaudin Assiddiqi atau
yang lebih akrab dengan sapaan Gus Ama', guru para suwuker Aswaja NUsantara. Sebagai kader muda NU yang berdedikasi tinggi, beliau tak kenal lelah dalam mengajar dan mendakwahkan al-Qur'an sebagai syifa' kepada umat Islam di Nusantara. Di bawah naungan Yayasan Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) yang beliau dirikan, para alumni pelatihan bisa saling bersilaturrohim dan berbagi pengalaman dalam menghadapi berbagai kasus di lapangan. Termasuk juga yang merintis tempat Ruqyah Syar'iyyah di Nganjuk. Karena totalitas dan kecintaan kepada murid-murid nya, tak heran jika beliau menjadi sosok guru yang istimewa di hadapan para murid-murid nya.
Pesan beliau kepada para peruqyah aswaja: Sebab-sebab praktisi Ruqyah berhenti menjadi peruqyah
Pesan beliau kepada para peruqyah aswaja: Sebab-sebab praktisi Ruqyah berhenti menjadi peruqyah
Praktisi Ruqyah Aswaja di Indonesia |
Sebenarnya moment pertemuan kami dengan Gus Ama' kali ini adalah
dalam rangka menghadiri tasyakuran pernikahan putri salah satu team ruqyah
aswaja kediri, Yakni praktisi couple nya Gandarusa: Ustd. Amir Mahmud dan
Bunda Aminah. (Dsn. Combong 11/04 - Ds. Waningpaten - Kel. Gampengrejo - Kab.
Kediri). Yang awalnya akan mengadakan resepsi pada Hari Sabtu, 04 April 2020,
karena situasi dan kondisi saat ini sedang terjadi wabah Virus corona maka
sesuai anjuran pemerintah sebagai antisipasi penyebaran virus ini masyarakat di
himbau untuk tidak menyelenggarakan kegiatan yang mendatangkan massa yang
berpotensi penyebaran virus, termasuk hajatan resepsi pernikahan. Untuk menghindari itu semua, para alim ulama, kyai dan habaib menganjurkan kepada umat Islam untuk senantiasa mengikuti protokoler (anjuran) dari pemerintah dan juga selalu istiqomah dalam mengamalkan wirid dan dzikir.
Selengkapnya ada disini: Ijazah Amaliah (kumpulan doa) DariMasyayikh NU Untuk Menangkal Virus Corona (Covid 19)
Dengan
demikian, acara resepsi pernikahan ini di tunda sampai situasi dan kondisi di
nyatakan aman. Namun, alhamdulillah Guru kita tetap meluangkan waktu untuk hadir,
memberikan doa restu kepada calon mempelai yang akan melangsungkan akad nikah.
Ini foto beliau berdua, bersama Guru
Besar Jam'iyyah Ruqyah Aswaja.
Ust. Amir Mahmud & Bunda Aminah |
Pertemuan kali ini tentu digunakan yang sebaik-baik nya oleh perwakilan praktisi JRA Gandarusa Kediri yang bisa hadir. Utdz. Yusuf Darmanto pada kesempatan kali ini, minta tolong Gus Ama' untuk menandatangani buku panduan praktisi.
Ketua JRA Kediri Bersama Gus Ama' |
Selain itu, kesempatan ini dari praktisi kita juga ada yang minta tolong untuk pembersihan diri (menetralisir) energi negatif yang mungkin selama ini masih bersembunyi di dalam tubuh, langsung di tangani oleh Gus Ama'
Pada Moment Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja ini tentu kami mendapat pesan kesan dari Beliau, antara lain:
- Selalu
istiqomah dalam wirid dan dzikir
- Tingkatkan
iman dan tawakkal kepada Allah SWT, jangan gampang menyepelekan /
menganggap remeh sesuatu ( ojo dupeh), karena segala sesutu berjalan
atas kehendak Allah SWT. Karena menurut pengalaman beliau, suatu saat
beliau di hadapkan pada kasus berat penyakit medis dan medis bisa
dan itu bisa sembuh atas izin Allah. Namun, disisi lain saat menangani
kasus yang menurut beliau ringan, justru tidak sembuh, karena pada saat
itu ada perasaan: alah ngene ae mosok ra iso. ternyata
tidak bisa beneran...
- Tingkatkan kesabaran dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan Salat; sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.s. Al Baqarah (2) : 154 )
- Mengingatkan kembali: bahwa JRA bukan lah kegiatan pengobatan, namun kegiatan dakwah. Mendakwahkan al-Qur'an sebagai syifa' yang telah di ajarkan oleh Kanjeng Nabi, dan para sahabat. Tujuan nya, agar umat Islam lebih dekat lagi dengan al-Qur'an. Apapun penyakitnya medis atau non medis: al-Qur'an lah obat yang pertama dan paling utama, baru di lanjutkan dengan ikhtiar metode yang lain.
- Beliau menjawab pertanyaan salah satu praktisi: mengapa seorang yang ahli ibadah, ahli fiqh, hafidzul Qur'an masih bisa kesurupan (terkena gangguan jin)? Jin dapat mengganggu manusia itu karena: iman nya lemah, mental nya lemah, gampang marah, sedih, cemas yang belebihan. Jika manusia mempunyai ciri-ciri tersebut, sangat berpotensi untuk di ganggu jin. Baca juga: Meruqyah untuk mengobati orang yang terkena gangguan jin
- Bagi praktisi JRA: jangan
mudah percaya dengan omongan bangsa jin, jangan mengikuti apa yang di minta
oleh bangsa jin jika dia minta syarat ini dan itu. Karena akan membuat bangsa
jin semakin kuat dan sombong. Sebagaimana dalam Qs. An-Nisa': 76 yang artinya: "Sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah"
- Jin itu tidak ada yang sakti, maka nya jangan gampang percaya kepada nya. Tanamkan keyakinan ini dalam pikiran mu, jangan takut dengan nya. "sak sakti-sakti ne golongan Jin jik sakti awakmu"
- Tetaplah teguh dalam memegang prinsip namun juga harus fleksibel ketika terjadi perbedaan pendapat di lapangan. Hindari perdebatan dengan orang lain, apalagi dengan mereka yang tidak paham dengan ajaran agama. Jangan pernah memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Hal ini khusus nya untuk praktisi JRA, saat menghadapi kasus tentang penggunaan khodam, Azimah (jimat), tumbal, rajah, aufaq dan sejenis nya yang sudah mendarah daging dilingkungan NU sendiri. Tugas kita hanya lah berdakwah, memberikan penjelasan (tarbiyyah) dan memberikan edukasi secara proporsional dan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur) yang sudah ditetapkan oleh yayasan JRA. Karena perbedaan itu sudah ada di kalangan ulama kita sejak dari zaman dahulu. Maka, jika saya (Gus Ama') berselisih pendapat dengan para tokoh NU dalam hal itu, beliau tetap flesibel. Dahulukan adab dari pada ilmu. Apa yang yang kita yakini benar belum tentu benar bagi orang lain, dan begitu pula sebaliknya.
Itu lah tadi, beberapa pesan
dan kesan moment silaturrohim dengan Gus Ama', dan di bawah ini adalah
dokumentasi moment foto bersama dengan beliau:
Ust. Yusuf Darmanto, M.Kom
Ketua JRA Gandarusa Kediri
Ust. Yusuf Darmanto |
Ust. Mashuri, MM
Wakil Ketua JRA Gandarusa
Ust. Drs. H. Mashuri, MM |
Ust. Amir Mahmud
Sekretaris I JRA Gandarusa Kediri
Ust. Amir Mahmud |
Ust. Zainuri
Sekretaris II JRA Gandarusa Kediri
Ust, Zainuri |
Ust. Saeroji, M.Pd.I
Devisi Ruqyah JRA Gandarusa Kediri
Ust. Saeroji, M.Pd.I |
Ust. Rohmad Hadi Santoso, S.Th.I
Bendahara I JRA Gandarusa Kediri
Couple Suwuker: Ust Saeroji & Bunda Ismiati |
Demikian reportase dan
dokumentasi Moment Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja, semoga saat ini, besok dan seterusnya kita semua mendapat perlindungan dari Nya, dan tetap istiqomah dalam berdakwah bersama Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA). Amiin