Jumat, 03 April 2020

Moment Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja

Moment Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja  Ruqyah Aswaja Kediri - Derajat ke istimewaan dan kemuliaan seorang bukan karena kekayaan, harta benda yang di milikinya, bukan berasal dari agama maupun suku bangsa, apalagi keturunanya siapa. Namun ke istimewaan dan kemuliaan seseorang berasal dari Ilmu nya yang tercermin dalam tutur kata dan tingkah laku, sehingga patut untuk di teladani dan di tiru. Kemuliaan dan keistimewaan itu akan semakin tampak ketika perilaku nya itu berkiblat pada kebajikan. 
Beliau adalah Gus Allama Alaudin Assiddiqi atau yang lebih akrab dengan sapaan Gus Ama',  guru para suwuker Aswaja NUsantara. Sebagai kader muda NU yang berdedikasi tinggi, beliau tak kenal lelah dalam mengajar dan mendakwahkan al-Qur'an sebagai syifa' kepada umat Islam di Nusantara. Di bawah naungan Yayasan Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) yang beliau dirikan, para alumni pelatihan bisa saling bersilaturrohim dan berbagi pengalaman dalam menghadapi berbagai kasus di lapangan. Termasuk juga yang merintis tempat Ruqyah Syar'iyyah di Nganjuk.  Karena totalitas dan kecintaan kepada murid-murid nya, tak heran jika beliau menjadi sosok guru yang istimewa di hadapan para murid-murid nya.
Pesan beliau kepada para peruqyah aswaja: Sebab-sebab praktisi Ruqyah berhenti menjadi peruqyah
Praktisi Ruqyah Aswaja di Indonesia
Praktisi Ruqyah Aswaja di Indonesia
Sebenarnya moment pertemuan kami dengan Gus Ama' kali ini adalah dalam rangka menghadiri tasyakuran pernikahan putri salah satu team ruqyah aswaja kediri, Yakni praktisi couple nya Gandarusa: Ustd. Amir Mahmud dan Bunda Aminah. (Dsn. Combong 11/04 - Ds. Waningpaten - Kel. Gampengrejo - Kab. Kediri). Yang awalnya akan mengadakan resepsi pada Hari Sabtu, 04 April 2020, karena situasi dan kondisi saat ini sedang terjadi wabah Virus corona maka sesuai anjuran pemerintah sebagai antisipasi penyebaran virus ini masyarakat di himbau untuk tidak menyelenggarakan kegiatan yang mendatangkan massa yang berpotensi penyebaran virus, termasuk hajatan resepsi pernikahan. Untuk menghindari itu semua, para alim ulama, kyai dan habaib menganjurkan kepada umat Islam untuk senantiasa mengikuti protokoler (anjuran) dari pemerintah dan juga selalu istiqomah dalam mengamalkan wirid dan dzikir.

Dengan demikian, acara resepsi pernikahan ini di tunda sampai situasi dan kondisi di nyatakan aman. Namun, alhamdulillah Guru kita tetap meluangkan waktu untuk hadir, memberikan doa restu kepada calon mempelai yang akan melangsungkan akad nikah.

Ini foto beliau berdua, bersama Guru Besar Jam'iyyah Ruqyah Aswaja.
Ruqyah Syar'iyyah Kediri
Ust. Amir Mahmud & Bunda Aminah
Pertemuan kali ini tentu digunakan yang sebaik-baik nya oleh perwakilan praktisi JRA Gandarusa Kediri yang bisa hadir. Utdz. Yusuf Darmanto pada kesempatan kali ini, minta tolong Gus Ama' untuk menandatangani buku panduan praktisi.
Alamat Praktisi Ruqyah Terdekat
Ketua JRA Kediri Bersama Gus Ama'
Selain itu, kesempatan ini dari praktisi kita juga ada yang minta tolong untuk pembersihan diri (menetralisir) energi negatif yang mungkin selama ini masih bersembunyi di dalam tubuh,  langsung di tangani oleh Gus Ama'
Pada Moment Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja ini tentu kami mendapat pesan kesan dari Beliau, antara lain:
  • Selalu istiqomah dalam wirid dan dzikir
  • Tingkatkan iman dan tawakkal kepada Allah SWT, jangan gampang menyepelekan / menganggap remeh sesuatu ( ojo dupeh), karena segala sesutu berjalan atas kehendak Allah SWT. Karena menurut pengalaman beliau, suatu saat beliau di hadapkan pada kasus berat penyakit medis dan medis bisa  dan itu bisa sembuh atas izin Allah. Namun, disisi lain saat menangani kasus yang menurut beliau ringan, justru tidak sembuh, karena pada saat itu ada perasaan: alah ngene ae mosok ra iso. ternyata tidak bisa beneran...
  • Tingkatkan kesabaran dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan Salat; sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.s. Al Baqarah (2) : 154 )
  • Mengingatkan kembali: bahwa JRA bukan lah kegiatan pengobatan, namun kegiatan dakwah. Mendakwahkan al-Qur'an sebagai syifa' yang telah di ajarkan oleh Kanjeng Nabi, dan para sahabat. Tujuan nya, agar umat Islam lebih dekat lagi dengan al-Qur'an. Apapun penyakitnya medis atau non medis: al-Qur'an lah obat yang pertama dan paling utama, baru di lanjutkan dengan ikhtiar metode yang lain.
  • Beliau menjawab pertanyaan salah satu praktisi: mengapa seorang yang ahli ibadah, ahli fiqh, hafidzul Qur'an masih bisa kesurupan (terkena gangguan jin)? Jin dapat mengganggu manusia itu karena: iman nya lemah, mental nya lemah, gampang marah, sedih, cemas yang belebihan. Jika manusia mempunyai ciri-ciri tersebut, sangat berpotensi untuk di ganggu jin. Baca juga: Meruqyah untuk mengobati orang yang terkena gangguan jin
  • Bagi praktisi JRA: jangan mudah percaya dengan omongan bangsa jin, jangan mengikuti apa yang di minta oleh bangsa jin jika dia minta syarat ini dan itu. Karena akan membuat bangsa jin semakin kuat dan sombong. Sebagaimana dalam Qs. An-Nisa': 76 yang artinya: "Sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah"
  • Jin itu tidak ada yang sakti, maka nya jangan gampang percaya kepada nya. Tanamkan keyakinan ini dalam pikiran mu, jangan takut dengan nya. "sak sakti-sakti ne golongan Jin jik sakti awakmu"
  • Tetaplah teguh dalam memegang prinsip namun juga harus fleksibel ketika terjadi perbedaan pendapat di lapangan. Hindari perdebatan dengan orang lain, apalagi dengan mereka yang tidak paham dengan ajaran agama. Jangan pernah memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Hal ini khusus nya untuk praktisi JRA, saat menghadapi kasus tentang penggunaan khodam, Azimah (jimat), tumbal, rajah, aufaq dan sejenis nya yang sudah mendarah daging dilingkungan NU sendiri. Tugas kita hanya lah berdakwah, memberikan penjelasan (tarbiyyah) dan memberikan edukasi secara proporsional dan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur) yang sudah ditetapkan oleh yayasan JRA. Karena perbedaan itu sudah ada di kalangan ulama kita sejak dari zaman dahulu. Maka, jika saya (Gus Ama') berselisih pendapat dengan para tokoh NU dalam hal itu, beliau tetap flesibel. Dahulukan adab dari pada ilmu. Apa yang yang kita yakini benar belum tentu benar bagi orang lain, dan begitu pula sebaliknya.
Itu lah tadi, beberapa pesan dan kesan moment silaturrohim dengan Gus Ama', dan di bawah ini adalah dokumentasi moment foto bersama dengan beliau:
Ust. Yusuf Darmanto, M.Kom 
Ketua JRA Gandarusa Kediri
praktisi ruqyah syariah di Indonesia
Ust. Yusuf Darmanto
Ust. Mashuri, MM 
Wakil Ketua JRA Gandarusa

ahli ruqyah dan spiritual di Indonesia
Ust. Drs. H. Mashuri, MM
Ust. Amir Mahmud
Sekretaris I JRA Gandarusa Kediri

pakar ruqyah di kediri
Ust. Amir Mahmud
Ust. Zainuri
Sekretaris II JRA Gandarusa Kediri

ahli ruqyah di kota kediri
Ust, Zainuri
Ust. Saeroji, M.Pd.I
Devisi Ruqyah JRA Gandarusa Kediri
ahli ruqyah syar'iyyah
Ust. Saeroji, M.Pd.I
Ust. Rohmad Hadi Santoso, S.Th.I
Bendahara I JRA Gandarusa Kediri

tempat ruqyah gratis di kediri
Ust. Santoso Hadi
Bunda Ismiati
Bendahara II JRA Gandarusa Kediri

daftar alamat ruqyah terdekat
Couple Suwuker: Ust Saeroji & Bunda Ismiati

Demikian reportase dan dokumentasi Moment Isimewa Bersama Guru Kebanggaan Suwuker Aswaja, semoga saat ini, besok dan seterusnya kita semua mendapat perlindungan dari Nya, dan tetap istiqomah dalam berdakwah bersama Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA). Amiin