Senin, 30 Maret 2020

Falsafah Pitutur Luhur Jawi: Ojo Dupeh / Ojo Dumeh!!!!! Artinya.....

Pitutur Luhur Jawi: Pengertian, Artinya Ojo Dupeh / Ojo Dumeh!!!Ruqyah Aswaja Kediri.  Kalau sebelumnya kita sudah mengkaji tentang Beberapa Sebab praktisi ruqyah berhenti menjadi peruqyah maka dikesempatan kali ini kita akan mengkaji satu  ungkapan yang tidak kalah terkenal pada keseharian kita yakni Ojo dumeh!!! atau Ojo Dupeh!!! yang dalam bahasa Indonesia sehari-hari adalah jangan mentang-mentang

  • Ojo dumeh sugih (jangan mentang-mentang kaya). 
  • Ojodumeh kuwasa (jangan mentang-mentan berkuasa)
  • Ojo dumeh pinter (Jangan mentang-mentang pintar)
Pitutur Luhur Jawi: Ojo Dupeh / Ojo Dumeh
Pitutur Luhur Jawi: Ojo Dupeh / Ojo Dumeh
Ojo Dupeh atau Ojo Dumeh merupakan salah satu dari sekian banyak nasihat bijak jawa untuk siapa pun, tidak memandang suku, ras, golongan dan agama. Nasihat ini sifat nya universal.
Hal ini juga sangat penting untuk selalu menjadi bahan renungan oleh team ruqyah aswaja Kediri agar senantiasa berjalanan dengan sepenuh hati yang ikhlas untuk mendakwahkan al-Qur'an sebagai syifa'.
Nasihat dalam budaya Jawa memang banyak diutarakan dalam bentuk larangan dari pada anjuran. Ojo turu sore-sore (jangan tidur sore) yang maksudkan supaya orang selalu tirakat pada malam hari. Ojo laku ngiwo (jangan berjalan ke kiri) maksudnya jangan berlaku atau berbuat yang tidak baik.
Kalau muncul hikmah yang diawali dengan istilah ojo maka kita wajib mencari makna afirmatif (anjuran) yang terkandung pada dalamnya. Demikian pula dengan makna  ojo dumeh dalam tulisan kali ini.
Makna - Arti - Ojo Dupeh - Ojo Dumeh
Makna - Arti - Ojo Dupeh - Ojo Dumeh
Ojo dumeh / Ojo Dupeh dapat diartikan jangan mentang-mentang tidak sekedar menganjurkan kepada kita untuk tidak pamer (unjuk kebolehan) atas segala kelebihan yang kita punya kepada orang lain. Orang Jawa  sering mengartikan ojo dumeh dengan anjuran untuk berlaku sopan atau hormat kepada orang lain yang sehingga dia tidak tersinggung.
Hal ini berlaku dimana saja dan kapan saja, seperti dalam Diskusi Masalah Doa - Ibadah - Ruqyah dan Bid'ah jangan sampai timbul perasaan dupeh pinter, dupeh bener sehingga selalu menyalahkan orang yang tidak sependapat
Arti ojo dumeh lebih dari sekedar ajuran berperilaku hormat. Ojo dumeh menganjurkan supaya orang perduli kepada orang lain. Kalau kita memiliki kelebihan, misanya kekayaan, kekuasaan dan ilmu, maka gunakanlah itu untuk membantu orang yang kekurangan harta (miskin), lemah atau sedang kekusahan. Terkhusus bagi seorang Peruqyah harus senantiasa siap sedia untuk menolong orang lain yang lagi kesusahan, seperti: Menolong untuk meruqyah tempat usaha dari gangguan sihir.
Ada pula orang kaya yang berperilaku hormat, rendah hati dan sopan, namun pelit dan tidak tergerak hatinya untuk membantu orang lain dengan kekayaaannya. Para birokrat pada pos pelayanan warga diwajibkan sopan dan ramah kepada rakyat, namun kerjanya lambat dan seenaknya. Dia tidak perduli dengan orang banyak yang mengantre menunggu pelayanan.
Seorang pejabat pemerintah memberi sambutan pada pertemuan bunda-bunda rumah tangga dengan ramah namun memakan waktu hingga 2 jam. Dia tidak perduli apakah bunda-bunda yang hadir mengerti apa yang diucapkan, beliau pula tidak perduli bahwa bunda-bunda masih wajib pulang masak atau mengurus anaknya. Mentang-mentang pejabat tinggi.
Sikap ojo dumeh berdasarkan pada fenomena bahwa jalannya kehidupan itu bagaikan roda yang berputar. Setiap titik pada roda akan mengalami perubahan posisi, dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. Pada waktu kehidupan kita pada atas, jangan lupa bahwa pada saatnya nanti akan berputar dan berada pada bawah. Dengan demikian, hikmah ojo dumeh pula memberi hikmah supaya orang tidak lupa hari esuk. Ojo dumeh kaya lalu boros, tidak menabung untuk hari esuk. Ojo dumeh berkuasa lalu tidak ingat hari purna tugas yang tanpa kekuasaan.
Ojo dumeh pula berkaitan dengan perilaku seorang peroqi (peruqyah) yang melayani terapi ruqyah online panggilan di Kediri yakni tentang falsafah menang tanpa ngasorake. Kalaupun seorang praktisi ruqyah sudah mahir dalam skill, bagus dalam bacaan al-Qur'an nya, jam terbang nya tinggi dan mandhi (mujarab) ruqyah nya (sekali di tangani sembuh). Hal itu jangan sampai membuat diri nya merasa paling ahli, paling pantas untuk menjadi pembimbing praktisi ruqyah yang lain, ataupun kepada marqi/ah (pasien ruqyah). 
Hikmah ojo dumeh... / Ojo Dupeh.... didasari moralitas untuk tetap menghargai orang lain dalam keadaan apapun dan dimana pun. Artinya kita dianjurkan untuk selalu menghargai hak azasi manusia dengan segala kelebihan yang dia punya. Agar kita senantiasa selalu menjaga hati kita, agar setiap perbuatan dan ucapan tidak menyakiti perasaan orang lain. 
Terima kasih, demikian tulisan kami tentang Falsafah Pitutur Luhur Jawi: Ojo Dupeh / Ojo Dumeh!!!!! semoga bermanfaat untuk anda semua....