Peruqyah dan Keris, Kajian Seni Budaya Pada
Keris Pusaka,- Tulisan ini sengaja kami tulis sebagai klarifikasi dari statemen beberapa orang yang sementara ini punya stigma negatif tentang keris, mereka mempertanyakan
kami sebagai praktisi ruqyah aswaja kediri" Peruqyah Kok Koleksi Keris?
Peruqyah Dan Keris |
Bagi sebagian orang, peruqyah dan keris seakan dua kutub yang takkan pernah selaras satu sama lain. Begitu sekilas pandangan orang awam tentang "ruqyah dan keris". Dalam dunia ruqyah yang difahami sebagian masyarakat kita selama ini; keris
selalu terkait dengan media kesyirikan. Dan dalam pandangan para penggemar keris pun; para
peruqyah dikenal sebagai pihak yang suka memusnahkan keris dalam SOP penanganan terapinya.
Saya sendiri adalah praktisi Ruqyah Aswaja di Kediri yang selama ini juga aktif di Tempat Ahli Terapi Ruqyah Syar'iyyah Di Kediri. Selain itu juga aktif dalam kegiatan edukasi seni dan budaya di Kediri, yang tentu nya juga mengkaji seputar masalah keris (tosan aji).
Konten kami
tentang Peruqyah dan Keris ini sedikit banyak adalah cuplikan dari tulisan Ust.
Salim Fillah dalam akun Facebook beliau. Karena saya pun sepakat tentang
pendapat beliau ini.
Edukasi Tentang Ruqyah Dan Keris |
Bagi kami, bahwa media kesyirikan bisa menjangkit pada
aneka hal dan perkara. Jangankan keris; benda seperti cincin, kalung, sabuk,
rompi, tasbih, mushhaf, bahkan hajar aswad; atau profesi seperti dukun, dokter,
dan bahkan peruqyah itu sendiri bisa menjadi wasilah kesyirikan dengan
keyakinan hati yang salah dan perlakuan yang keliru.
Yah. Keyakinan hati yang salah dan perlakuan yang keliru. Di situ kuncinya.
Adapun keris adalah benda netral (seperti juga semua benda lain) yang
memang bisa saja disalahgunakan untuk kesyirikan. Tapi tidak selalu demikian.
Maka jangan sampai para pewaris bangsa dijauhkan dari cinta kepada para pejuang
yang berkeris; dari Sudirman, Sentot Ali Basah, Kyai Maja, Dipanegara, dan
seterusnya dalam daftar yang panjang.
Selama pengamatan saya di lapangan, ternyata benang merahnya adalah kualitas keris itu sendiri. Keris yang di pakai praktik klenik rata-rata di bawah standart alias jelek.
Kualitas material besi nya jelek, seni lipat dan tempa jelek, penampakan juga jelek bahkan sering cacat. Atau dalam kata lain tidak memenuhi SOP dalam seni pembuatan keris (pakem keris)
Adapun keris yang kwalitas nya bagus tidak sempat dipakai untuk praktik klenik karena kita akan bicara belasan kriteria. Bahwa ternyata dalam kajian tosan aji itu juga terdapat SOP nya, antara lain:
- Penilaian dari keutuhan
- kualitas seni tempa dan uledan besi
- Garap keseluruhan (rancang bangun)
- Bahan pamor meteorit,
- Sepuh (usia maupun quenching)
- Kwalitas baja
- Wangun (proporsional)
- Detail ricikannya, mungguh atau harmoni keseluruhan anasirnya dengan penyandangnya, tantingan dan ergonomikanya,
- Ting-tingan atau bunyi jentikan yang dianggap menggambarkan kualitas komposisi besi-baja-pamor, kelangkaan, serta aneka peristiwa sejarah yang disaksikannya.
- Keselarasan dalam sandangannya (warangka, deder, mendak, pendok)
Peruqyah Kolektor Keris |
Di sinilah keris yang sejak 2005 diakui sebagai World Intangible Heritage oleh UNESCO harus diperlakukan sebagai benda ilmiah, benda teknologi, benda budaya, benda seni, benda sejarah, dan benda multi-kriya dari aneka logam, kayu, hingga batu mulia yang filosofi dan apresiasinya tak habis-habis. Dengan 200-an dhapur (tampilan bentuk), 100-an pola pamor meteorit, puluhan nama bagian bilah, begitu banyak wanda warangka dan handle beserta detail nama ukirannya, aneka motif pada tinatah hingga tatahan pendhok (penutup gandar pelindung bilah); yang kesemua namanya mengandung filosofi yang jadi tuntunan hidup dan disarikan dari pemahaman terhadap hikmah Ilahiah maupun Nubuwwah; maka eksplorasi terhadap keris seakan tiada habisnya.
Berangkat dari itu semua, kami sebagai peruqyah punya tanggung jawab besar untuk mengedukasi masyarakat agar mampu membedakan keris yang klenik dengan keris berkualitas yang bernilai seni juga sejarah yang layak dilestarikan. Kami bersama para peruqyah yang mempunyai pemahaman yang sama antara ruqyah dan keris tidak perlu di benturkan satu sama lain. Tujuan utama nya adalah mengedukasi masyarakat dengan cara yang benar. Antara yang memperlakukan sebagai wasilah syirik dan yang menganggap keris selalu terkait syirik; dua-duanya perlu di luruskan dengan cara ngopi bersama.
ahli ruqyah dan keris |
Apakah Keris Berpotensi Menimbulkan Gangguan Ghaib?
Menurut pengalalaman kami di lapangan memang sering kali terjadi. Karena bebera hal,
- Keris yang tidak standart yang posisikan sebagai pusaka
- Di perlakukan secara salah (di puja-puja / di rituali)
- Keris tidak pernah di rawat sehingga kotor dan berkarat.
- Keris yang di koleksi pernah di gunakan sebagai sarana ritual
- Energi (Isoteri & esoteri) keris tidak selaras dengan si pemegangnya
- Si pemegang keris mempunyai persepsi yang salah tentang khodam keris
Bagaimana
langkah nya jika hal itu terjadi?
Jika
sebuah keris atau tombak sudah menimbulkan efek negatif kepada para pemegang
nya, maka harus di kaji hal-hal yang telah kami sampaikan di atas tadi.
- Jika keris nya tidak standart maka lebih baik di netralkan dulu dan
tidak usah di koleksi.
- Harus tepat dalam memposisikan keris, dia sebuah karya manusia yang
tak perlu di puja apalagi untuk sarana ritual
- Untuk keris yang bagus namun tidak pernah di rawat dan banyak timbul
karat, maka hendak nya di cuci dan di warangi
- Jika keris nya pernah di gunakan sebagai sarana ritual, maka harus di
netralkan. Jika keris nya jelek, maka lebih baik tidak usah di koleksi.
Dan jika keris bagus maka boleh di koleksi dengan cara yang benar
- Jika ternyata kerisnya bagus, namun isoteri dan juga eksoterinya tidak
selaras dengan pemegangnya, maka lebih baik bahkan harus dialih rawatkan
- Pemegang keris harus benar-benar menjaga tauhid nya kepada Allah Swt. Jangan sampai terbujuk oleh tipu daya khodam jin yang ada dalam sebuah keris
Disini kami sebagai Peruqyah
dan Pecinta Keris tentunya juga berbagi pengalaman tentang Cara Mudah Menetralisir / Menghilangkan Energi Negatif Dengan Cepat.